Sabtu, 01 Maret 2014

Hubungan Doa dan Kentut

Apa hubungan kentut dengan doa? Kayaknya, gak ada ya. Tidak ada penjelasan rasional yang bisa menerangkan hal itu. Aku sendiri, selama ini berusaha mencari penjelasan rasional ketika memikirkan Allah, ibadah, dan yang berkaitan dengan Allah. Apalagi ketika berbincang dengan orang-orang yang terdidik, selalu aku berusaha menjelaskannya dengan logika.

Tapi tadi aku mengalami peristiwa, bahwa Allah dan kekuasaannya tidak bisa selamanya bisa dijelaskan dengan akal. Kejadiannya begini. Tadi siang, aku jadi khatib sholat Jumat di kampungku Percut. 15 – 20 meter sampai di masjid, perutku ngulah. Mules. Dan betul saja. Begitu sepeda motor kuparkir. Keluarlah angin itu. Aku ke kamar mandi. Ambil wudhu lagi.

Setelah berbenah-benah sejenak, aku masuk majid dan sholat sunnat. Begitu rakaat terakhir, perutku ngulah lagi. Aku was-was. Waktu sholat sudah masuk. Dan aku harus naik mimbar. Saat sujud terakhir itu, aku memohon kepada Allah supaya mengamankan perut ini.

Aku naik mimbar. Saat mengucapkan salam, perut masih terasa mules. Azan berkumandang, perut berangsur pulih. Azan usai, aku pun berdiri. Semua sudah normal kembali. Sholat usai. Aku pulang ke rumah. Makan siang. Beberpa saat usai makan siang, perut kembali ngulah. Kali ini tak tertahan lagi.

Nah, sampai saat ini aku tak mencari penjelasan logis, apa hubungan doaku dengan kentut? Tapi kenyataannya, usai memanjatkan doa itulah perut ini bisa aman. Dan aku bisa menyelesaikan tugas jadi khatib dan imam Jumat dengan lancar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar