Hegemoni Barat Terhadap Budaya Lokal
Oleh: Muhammad Hidayat
Mungkin anda
bertanya, radio apa yang pendengarnya berasal dari kelas ekonomi menengah ke
bawah. Saya yakin, orang yang anda tanya akan menunjuk radio yang memutar lagu
dangdut, lagu daerah dan lagu India. Pertanyaan
selanjutnya, radio mana yang segment pendengarnya kelas ekonomi menengah
atas. Saya yakin, jawabannya adalah radio yang memutar lagu barat, apakah itu
genre pop, rock terutama jazz.
Nah, kalau
anda kurang percaya, silakan anda buka data Komisi Penyiaran Indonesia. Periksa
semua profile radio yang ada di Medan. Anda akan menemukan radio yang
menetapkan segment pendengarnya kelas ekonomi menengah ke atas, radio itu pasti
memutar lagu-lagu barat. Radio itu pasti tidak akan pernah memutar lagu
dangdut, lagu India apalagi lagu Melayu, Padang, Aceh, Jawa dan lain-lain.
Cerita di
atas merupakan gambaran sederhana hegemoni barat terhadap budaya lokal. Secara
tidak sadar kita telah menempatkan lagu-lagu daerah di Indonesia menjadi lagu
yang dinikmati masyarakat kelas rendah. Kecenderungan masyarakat untuk
menunjukkan diri berada pada kelas atas caranya mendengarkan lagu-lagu barat,
khususnya lagu jazz. Padahal lagu merupakan produk budaya tertentu yang tidak
bisa diukur produk budaya mana yang lebih baik.
Studi Kasus :
Lagu Moekandroe – Rafly
Hegemoni
adalah cara kelas penguasa menguasai kelompok lainnya dengan cara mengontrol
atau mempengaruhi pemikiran. Teori ini digagas oleh Antonio Gramsci. Menurutnya,
kepemimpinan suatu kelas karena adanya persetujuan yang bersifat sukarela dari
kelas bawah. Persetujuan kelas bawah ini terjadi karena keberhasilan kelas atas
dalam menanamkan ideologi kelompoknya. Internalisasi ideologis ini dilakukan
dengan membangun sistem dan lembaga-lembaga – yang disebut fungsinonaris hegemoni – seperti negara,
kebudayaan, pendidikan, dan lainnya.
Mengikut pemikiran ini, industri musik dan media hiburan (radio dan televisi)
merupakan fungsinonaris hegemoni.
Praktik hegemoni
terhadap budaya lokal dapat dilihat pada lagu Rafly, seorang seniman Aceh. Bersama
grup musiknya Kande, Rafly ingin menginternasinalisasi music Aceh. Dua alat
musik tradisional yang ditonjolkan adalah serune kalee dan rapai.
Serune
Kalee adalah instrumen tiup tradisional Aceh. Biasanya alat musik ini dimainkan
bersamaan dengan Rapai dan Gendrang pada acara-acara tarian dan penyambutan
tamu kehormatan. Sementara itu, rapai
merupakan sejenis instrumen musik pukul (perkusi) yang berfungsi mengiringi
kesenian tradisional. Bentuknya seperti rebana dengan warna dasar hitam dan
kuning muda.
Lagu-lagu Rafly
terkenal di Indonesia pada saat Tsunami dulu. Radio dan televisi menjadikan
lagu ini sebagai musik latar saat menyampaikan informasi tentang tsunami Aceh. Namun
setelah peristiwa tsunami itu tidak lagi hangat, radio dan televisi Indonesia tidak
lagi memutar lagu-lagu Rafly. Tidak ada radio yang berani menyandingkan
lagu-lagu Rafly dengan lagu-lagu barat, seperti Michael Jackson, Mariah Carey,
Whitney Houston, Incognito atau Level 42.
Lagu Rafly
hanya dimasukkan dalam program lagu daerah. Radio yang memutar lagu Rafly
adalah radio yang dikelompokkan sebagai radio "kelas bawah". Kondisi
ini berubah, ketika lagu itu diaransemen ulang dengan warna music jazz oleh
Dwiki Dharmawan. Beberapa bulan lalu Rafly tampil membawakan lagu Moekandroe dengan
warna jazz di sebuah televisi swasta. Orang-orang pun langsung menilai lagu
Moekandroe naik kelas.
Lagu
Moekandroe adalah lagu yang terdapat dalam album Moekandroe yang dirilis tahun 2006
lalu. Album ini kental warna Aceh dengan mengedepankan alat musik serune
kalee dan rapai. Hal itu juga terlihat dari cara Rafly bernyanyi
yang mengikuti gaya Rapai Geleng Aceh Selatan. Tetapi pada kemasan jazz,
instrumen yang lebih menonjol adalah piano yang dimainkan Dwiki Dharmawan.
Hal yang
perlu kita ingat, music jazz adalah warna music yang berasal dari negara barat.
Mengutip Wikipedia, jazz adalah aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat pada
awal abad ke-20
dengan akar-akar dari musik Afrika dan Eropa. Musik jazz banyak menggunakan gitar, trombon, piano, trompet, dan
saksofon.
Elemen penting dalam jazz adalah blue notes, improvisasi, polyrhythms,
sinkopasi, dan shuffle note. Maka saat lagu Moekandroe itu dikemas
dengan warna jazz, instrument Aceh yaitu serune kalee dan rapai
menjadi tidak dominan. Padahal dua alat
musik inilah menjadi identitas musik Aceh yang selama ini mewarnai lagu Rafly.
Rekomendasi
Hingga kini industry music dunia
masih dikuasai Amerika Serikat. Ada lima perusahaan terkemuka yang
menguasai dunia musik, yaitu Universal, Sony Music, BMG, Warner Music, dan EMI. Keberadaan perusahaan ini bukan
sekedar memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap lagu-lagu. Perusahaan ini harus dilihat
sebagai institusi yang membentuk pola pikir masyarakat dunia tentang jenis musik
apa yang harus didengar. Yang perlu diingat, mendengar musik bukan hanya sebagai
hiburan, tetapi juga menentukan kelas sosial ekonomi.
Kebijakan media siaran (radio dan
televisi) menetapkan lagu berdasarkan indikator social ekonomi pendengar
membuktikan hegemoni barat terhadap budaya lokal. Alasannya, lagu yang kelompokkan dalam
lagu-lagu kelas atas adalah lagu-lagu barat. Sementara lagu-lagu daerah,
dikelompokkan sebagai lagu masyarakat kelas bawah.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka kebudayaan lokal khususnya
lagu daerah akan hilang. Masyarakat menjadi
enggan mendengar lagu-lagu daerah karena mendengar lagu daerah dinilai tidak
berkelas. Karena itu, media siaran harus berani menyetarakan lagu-lagu daerah
dengan lagu-lagu barat. Caranya,
penyiaran lagu-lagu daerah tidak perlu diputar dalam suatu program khusus
tetapi lagu daerah itu diputar di antara lagu-lagu barat. Tujuannya, agar lagu daerah itu sejajar dengan
lagu barat.(tulisan ini dimuat di Harian Waspada)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar