Politik Orang Pintar
Selasa, 24 Februari 2009
Kisah unik Ponari dengan batu ajaibnya menjadi perhatian. Bukan hanya di kalangan warga yang mengantre, katanya, sampai 2 kilometer, karena ingin sembuh dari sakitnya. Tetapi, tidak kurang dari Setyo Mulyadi alias Kak Seto dari Komnas Anak, sosiolog Imam Prasodjo, dan berbagai kalangan lain memberikan perhatian khusus kepada sosok Ponari dan masalah yang ditimbulkannya. Berbekal batu—katanya—ajaib, Ponari dianggap ”anak bertuah”.
Orang pintar dianggap bertuah karena mempunyai kelebihan di bidang supranatural atau berilmu. (Tentu saja mereka ini bukan para profesor atau orang yang pandai lainnya). Orang pintar itu istilah saja untuk tidak menyebut orang sakti. Namun, jangan salah, orang-orang semacam ini banyak jenisnya.
Peran orang pintar di berbagai bidang kehidupan sepertinya sudah merupakan bagian budaya bangsa kita. Dunia bisnis, perjodohan, peruntungan, dan pekerjaan tak lepas dari pengaruh orang pintar. Persekongkolan antara dunia politik dan orang pintar di
Boleh percaya atau tidak, jauh sebelum mesin politik berjalan dalam setiap pemilu di
Apabila seorang tokoh terkenal datang kepada orang pintar, biasanya titip pesan jangan diketahui oleh masyarakat sekitar. Tentu saja jawabnya, ”Rahasia dijamin!” Tetapi, orang seputar orang pintar berbisik-bisik akan datang tamu terkenal sehingga sekampung itu mengetahuinya. Kedatangan tamu terkenal itu akan mengangkat status orang pintar tersebut. Itulah sebabnya seorang tokoh terkenal (pemimpin) biasanya dikenal siapa orang pintarnya. Tanpa orang pintar, seorang caleg akan mudah dikerjain oleh lawan mereka. Misalnya, seseorang yang berniat kampanye simpati saat berpidato tiba-tiba saja saat manggung dia maunya buang angin melulu. Ini bisa kejadian lho.
Nah, jadi pertarungan politik dalam pemilu ataupun pemilihan lain harus dibayangkan pula mungkin terjadi pula ”perang gaib”, pertarungan di dunia tidak nyata antarorang pintar di belakang tokoh politik. Cuma saja memang jarang terdengar ada tokoh politik yang gagal mengajukan komplain atau menuntut orang pintarnya. Wah, kalau begitu, bisa tambah rame pengadilan.
Kembali kepada Ponari. Anak yang ditunggu bahkan dikejar-kejar ribuan orang setiap harinya mungkin tidak berpikir bahwa pengaruh dia amat dahsyat. Bahkan konon di Jombang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar