Rabu, 11 Maret 2009

Waspadai, Indikator Krisis Mulai Melanda Indonesia

Waspadai, Indikator Krisis Mulai Melanda Indonesia
Rabu, 4 Maret 2009

Jakarta, Kompas - Indikator krisis keuangan global mulai melanda Indonesia sehingga patut diwaspadai oleh semua pihak. Selain anjloknya ekspor, lonjakan impor pun harus mulai dijaga agar defisit neraca perdagangan bisa dihindari.

Ekspor Januari 2009 turun 17,7 persen dibandingkan dengan ekspor Desember 2008. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi di Jakarta, Selasa (3/3), mengatakan, ”Cadangan devisa juga harus diwaspadai karena bisa juga tergerus dari banyaknya industri jasa yang makin dikuasai asing, seperti jasa asuransi, perbankan, dan pelayaran.”

Kepala Divisi Perencanaan dan Pemasaran PT Toyota Astra Motor Widyawati mengatakan, indikator krisis dapat dilihat dari tren ekspor mobil.

Bulan Januari 2009, ekspor Toyota tercatat 3.952 unit atau turun dibandingkan dengan Januari 2008 yang mencapai 5.341 unit. Adapun ekspor pada Desember 2008 sebesar 4.550 unit.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan mobil pada Januari 2009 hanya 31.634 unit atau turun dibandingkan dengan Desember 2008 yang mencapai 39.651 unit. Bahkan, penjualan pada Januari 2008 mencapai 41.377 unit.

Waspadai impor

Namun, tren penurunan ekspor tidak terjadi pada industri keramik. Meski perkembangan nilai ekspor sangat fluktuatif, impor pun perlu diwaspadai agar industri domestik tetap tumbuh.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Achmad Widjaya mengatakan, ”Impor patutlah diwaspadai, karena lonjakan impor ubin, sanitaryware dan tableware terus terjadi. Langkah yang perlu dilakukan adalah mendorong penggunaan produk dalam negeri, terutama dalam program penyediaan rumah bersubsidi.”

Asaki mencatat, nilai ekspor jenis ubin tahun 2006 mencapai 110,18 juta dollar AS, tahun 2007 sebesar 96,49 juta dollar AS, dan tahun 2008 sebesar 100,36 juta dollar AS.

Menurut Widjaya, industri keramik masih bisa mempertahankan pasar sekunder, seperti Benua Australia, Asia, Italia, dan Spanyol. (OSA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar